TIDORE -Suasana penuh khidmat menyelimuti Kadaton Kesultanan Tidore, Sabtu (12/04/25), saat digelarnya Upacara Peringatan Hari Jadi Kota Tidore (HJT) ke-917.
Upacara ini menjadi momentum bersejarah yang mempertemukan adat, budaya, dan semangat persatuan dalam bingkai jati diri bangsa maritim.
Dengan tema “Merawat Tradisi, Mempertegas Jati Diri Bangsa Maritim”, HJT tahun ini menggaungkan kembali nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur Kesultanan Tidore. Tradisi dan adat istiadat yang diwariskan turun-temurun menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kedaulatan budaya di tengah arus modernisasi.
Upacara yang berlangsung sakral ini dipimpin langsung oleh Sultan Tidore, Husain Alting Sjah, dan dihadiri oleh jajaran penting Forkopimda Kota Tidore Kepulauan. Di antara tamu kehormatan yang hadir, tampak Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Soasiu, Wayan Arya Budiartawan, yang ikut ambil bagian dalam momen bersejarah tersebut.
Kehadiran Wayan Arya Budiartawan mewakili komitmen institusi pemasyarakatan dalam mendukung pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari penguatan karakter kebangsaan. Tidak hanya itu, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Maluku Utara, Said Mahdar, turut hadir bersama Kabag TU dan Umum, Zulkifli Bintang, Kadiv Pelayanan Hukum, Chusni Thamrin, serta Kadiv P3H, Zulfahmi, menegaskan sinergi antar instansi dalam menjaga warisan budaya dan nilai luhur bangsa.
Pada momentum ini juga hadir Sultan Jailolo, perwakilan Sultan Bacan, Imam Kesultanan Tidore, Walikota Tidore kepulauan, Wakil Walikota Tidore Kepulauan, Ketua DPRD Tidore dan Perwakilan Bupati Halmahera Tengah.
Dalam sambutannya, Sultan Tidore menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya merawat tradisi dan menjaga negeri dari tangan-tangan serakah yang hanya mengejar kepentingan pribadi. Ia berharap kekayaan alam dan nilai budaya yang telah diwariskan Tuhan dapat terus dinikmati oleh anak cucu bangsa.
“Jangan biarkan negeri ini jatuh ke tangan mereka yang tak menghargai adat dan budaya. Jagalah bumi, laut, dan warisan leluhur kita agar tetap lestari dan menjadi berkah bagi generasi mendatang,” ucap Sultan dengan lantang.
Sebagai puncak acara, Sultan Tidore membacakan borero, pesan leluhur yang sarat makna, sebagai bentuk pengingat dan warisan spiritual bagi anak cucu negeri Tidore. Bacaan borero menggema, menggetarkan hati seluruh hadirin yang larut dalam suasana sakral dan haru.
Upacara HJT ke-917 ini tidak hanya menjadi peringatan ulang tahun sebuah kota, namun lebih dari itu ia adalah perayaan identitas, panggilan untuk menjaga warisan, dan refleksi bersama tentang masa depan bangsa yang berakar kuat pada adat dan budaya.(Red)
Tinggalkan komentar