Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Insan Harita Ambil Tindakan Hentikan Polusi Plastik

OBI- Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang mengusung tema “Mengakhiri Polusi Plastik” mengingatkan kita bahwa menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama. Melalui sesi diskusi Enviro Talk bertajuk “Aksi Nyata untuk Bumi Kita”, Insan Harita menggalang gerakan bersama untuk menghentikan polusi plastik.

Dikutip dari tbpnickel.com, Diskusi yang dikemas dalam suasana santai namun terkendali ini diadakan di Cafe Kahyangan, kompleks mess karyawan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (TBP), salah satu unit bisnis Harita Nickel. Tiga pembicara internal perusahaan berbagi pengetahuan tentang praktik manajemen lingkungan di tempat kerja masing-masing.

Alam Firdausi, Kepala Lingkungan Hidup, membuka diskusi dengan menjelaskan hierarki pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap lingkungan.

Ia memperkenalkan konsep ekonomi sirkular, merujuk pada kerangka kerja Cradle to Cradle milik William McDonough. Model ini menganjurkan penggunaan sumber daya dalam proses produksi yang menghindari timbulnya limbah dengan mengintegrasikan kembali material ke dalam siklus yang berkelanjutan.

“Jika kita sepenuhnya mengadopsi ekonomi sirkular, sampah tidak akan menjadi masalah lagi di masa depan. Semua material dapat dikelola dan digunakan kembali alih-alih dibuang,” jelasnya.

Sejalan dengan hal ini, Mokhamad Rifai, Kepala Reklamasi Tambang, membahas tema utama limbah plastik. Ia menekankan tantangan yang ditimbulkan oleh degradasi plastik yang lambat dan potensi toksisitasnya, serta mendorong pemahaman masyarakat tentang jenis-jenis plastik melalui simbol-simbol kemasan.

Rifai menyebutkan risiko yang terkait dengan penggunaan ulang botol air mineral secara berulang karena potensi pencucian bahan kimia saat terkena panas. Ia juga menyoroti posisi Indonesia sebagai penyumbang polusi plastik laut terbesar kedua di dunia.

Oleh karena itu, ia menghimbau para peserta untuk menerapkan prinsip-prinsip sampah, mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang dalam kehidupan sehari-hari. Ia membagikan contoh-contoh praktis, seperti pemanfaatan kembali botol plastik bekas sebagai tempat tisu atau biofilter di fasilitas pengolahan limbah perusahaan.

Fasilitas komposter yang digunakan untuk memproduksi pupuk organik dari sisa dapur kantin.

Selain itu, M. Saifullah Nijar, Senior Environment Compliance Engineer, berbagi pengalaman tim dalam pengelolaan limbah organik. Ia menguraikan pendekatan pengomposan sederhana yang memanfaatkan peralatan dan bahan yang ada.

Saifullah mengaitkan keberhasilan program ini dengan kolaborasi aktif antar pemangku kepentingan.

“Kami memproduksi kompos dari sampah organik yang dikumpulkan dari sisa dapur di kantin. Kompos tersebut terutama digunakan sebagai pupuk di tempat umum seperti kantor dan tempat ibadah.” ungkap Saifullah

Pada Hari Lingkungan Hidup (HLH) tahun ini, karyawan Harita menegaskan kembali komitmen mereka untuk menerapkan praktik bisnis yang mempromosikan keberlanjutan lingkungan dan sosial.

Selain TBP, unit bisnis lainnya juga menyelenggarakan berbagai acara untuk merayakan HLH. Di antaranya, Harita Mengajar tentang pengelolaan sampah plastik yang akan menyasar siswa sekolah di Desa Kawasi, bersih-bersih sampah di sekitar pantai, dan Turnamen Memancing Obi tahunan yang akan diselenggarakan pada pertengahan Juni. (Red)

Bagikan:

Berita Terkait

Tinggalkan komentar